Irigasi Rusak Akibat Proyek Jalan Bandara, Warga Empat Desa di Tanco Tagih Janji Bupati
SWARANESIA.COM- Warga empat desa di Kecamatan Tanah Cogok (Tanco), Kabupaten Kerinci, kembali mengeluhkan pengerjaan proyek jalan bandara.
Pasal, pengerjaan jalan menuji bandara Depati Parbo tersebut tanpa memikirkan dampak bagi warga sekitar.
Akibatnya saluran irigasi tertutup. Air sebagai sumber bagi petani sawah terganggu Air tidak mengalir seperti dulu.
Terganggunya saluran air membuat ratusan hektare sawah tidak bisa digarap secara optimal.
Menurut Arzal, perwakilan petani Koto Iman, masalah irigasi dan pembuatan Box Culvert sudah berkali-kali dilaporkan kepada pihak bandara maupun Pemerintah Kabupaten Kerinci.
Namun, hingga kini tidak ada langkah perbaikan yang dilakukan.
Menurut Arzal, material pembangunan jalan yang masuk ke jalur irigasi telah mengeras dan menghambat aliran air.
Aktivitas alat berat di area tersebut juga menyebabkan kemiringan saluran berubah karena kondisi tanah yang merupakan tanah rawa.
“Kami sudah mengikuti semua prosedur, beberapa kali menyurati bupati dan instansi terkait, tetapi tidak ada tanggapan. Air mengalir lambat, saat musim panas warga tak bisa menggarap sawah,” ujarnya.
Empat desa yang terdampak masing-masing adalah Desa Koto Iman, Desa Agung, Koto Salak, dan Koto Petai.
Luas sawah yang mengalami gangguan aliran air mencapai sekitar 230 hektare.
Arzal menambahkan, pihak kerapatan adat Tanah Cogok awalnya tidak pernah meminta bantuan.
Namun karena kondisi semakin mendesak, masyarakat mendatangi pihak bandara untuk meminta pembangunan box culvert sebagai solusi perbaikan permanen.
Mereka juga sudah menyampaikan keluhan ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) VI Jambi, namun diarahkan kembali ke pihak bandara.
Bupati Kerinci, Monadi, sempat meninjau lokasi beberapa waktu lalu. Namun warga menilai belum ada tindak lanjut setelah kunjungan tersebut.
“Masyarakat empat desa masih menunggu realisasi janji Bupati Monadi. Kami hanya ingin irigasi diperbaiki agar sawah bisa kembali digarap seperti biasa,” kata Arzal.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak bandara segera mengambil langkah konkret agar persoalan irigasi tidak kembali menghambat aktivitas pertanian di Tanah Cogok.
